Sunday, February 22, 2015

Mitos Seputar Korupsi : Korupsi Disebabkan oleh Kemiskinan

Kita bisa banyak belajar dari mitos yang berkembang di masyarakat, tetapi
Kita tidak perlu memanfaatkan mitos tersebut untuk kepentingan pribadi


Ada beberapa mitos seputar korupsi. Seperti korupsi disebabkan oleh kemiskinan, korupsi adalah budaya, atau korupsi sesuatu yang dianggap tidak bisa diberantas.  Mitos tersebut bisa benar juga bisa salah. Yang menjadi masalah ketika mitos-mitos tersebut dijadikan sebagai alasan pembenaran untuk melindungi kepentingan pribadi. Pada postingan kali ini, akan dibahas salah satu mitos korupsi disebabkan oleh kemiskinan.

Berbagai usaha untuk mengurangi angka korupsi terus dilakukan. Tetapi, kenyataanmya korupsi terus merajalela di Indonesia. Hal ini diperparah dengan menilik angka kemiskinan yang  melanda Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah  penduduk  miskin  di  Indonesia  pada  akhir tahun  2011  sebesar  29,89  juta  orang  (12,36 persen).

Meski hubungan antara korupsi dan kemiskinan bukan bersifat langsung, tetapi menurut Wandy Nicodemus Tuturoong (2010) mengutip dari sebuah studi literatur yang dilakukan oleh Eric Chetwynd, Frances Chetwynd serta Bertram Spector di tahun 2003 dengan judul "Corruption and Poverty: A Review of Recent Literature".   Kesimpulan utama dari studi tersebut adalah bahwa korupsi tidak bisa langsung menghasilkan kemiskinan. Namun, "korupsi memiliki konsekuensi langsung terhadap faktor-faktor tatakelola pemerintahan dan perekonomian, yang pada akhirnya melahirkan kemiskinan."

Logika yang sederhana, ketika keuangan negara banyak yang dikorupsi, maka alokasi dana yang seharusnya diperuntukkan untuk orang miskin akan berkurang. Kalau tidak mau dikatakan korupsi menyebabkan kemiskinan, setidaknya korupsi menyebabkan keadaan rakyat yang miskin tambah miskin.

Korupsilah yang menyebabkan kemiskinan bukan kemiskinan yang menyebabkan korupsi. Bukankah para koruptor yang banyak tertangkap sebenarnya mereka sudah kaya. Apa yang bisa dikorupsi oleh orang miskin yang sebagian besar tidak memiliki posisi tawar yang dapat dijual. 

Orang miskin melakukan kejahatan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan perutnya. Sedangkan, orang kaya melakukan tindak korupsi untuk menimbun-nimbun hartanya.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Buku Melawan Korupsi

Buku Melawan Korupsi

Youtube