Friday, February 5, 2021

Belajar Antikorupsi dari Buku

Belajar Antikorupsi dari Buku

1. Buku dongeng antikorupsi






Sebuah buku dongeng telah disiapkan oleh KPK untuk mempersiapkan generasi yang bebas korupsi sejak usia dini. Ada 9 (sembilan) cerita yang diketengahkan oleh KPK, yaitu : Terjebak di Kandang (Kerjasama), Gara-gara Rumput (Keadilan), Maaf ya Manis! (Tanggung jawab), Topeng Monyet (Kepedulian), Akrobat Wortel (Kejujuran), Semua Kesiangan (Kedisiplinan), Bahaya dari Langit (Keberanian), Kembali Terbang (Kegigihan), Pesta Peternakan (Kesederhanan).

Dari kesembilan dongeng tersebut, tidak satu pun yang membahas tindak korupsi secara langsung, tetapi dengan memasukkan nilai-nilai antikorupsi.  Diharapkan anak-anak yang membaca atau mendengarkan dongeng tersebut  mampu menangkap pesan moral yang disisipkan tanpa merasa digurui. Hingga akhirnya pesan moral tersebut dapat menyatu pada pribadi anak.

Misalnya dongeng yang berjudul Terjebak di Kandang. Ada seorang petani dan cucunya yang memiliki banyak hewan peliharaan. Suatu ketika, ketika petani dan cucunya tersebut pergi ke sawah, tiba-tiba turun hujan lebat. Hewan-hewan berlarian masuk ke kandang. Cici Kelinci merapatkan tubuhnya pada Boni si Ayam Betina yang sedang mengerami telurnya. Tiba-tiba ada sebatang dahan pohon tua patah dan menimpa kandang. 

Hewan-hewan yang lain membantu, seperti Bocil, Embek dan Gembul Kambing untuk mengangkat puing-puing yang besar. Sedangkan Cici Kelinci dan Lintar si Merpati membantu mengangkat puing-puing yang kecil. Tidak ketinggalan juga Manis si Kucing yang tinggal di dalam rumah petani tersebut juga turut membantu.

Kesembilan dongeng yang disajikan dalam buku terbitan KPK tersebut cocok untuk diberikan pada anak-anak usia dini apalagi dengan ilustrasi yang menarik.

Di samping buku dongeng tersebut,  KPK bekerjasama dengan Forum Penulis Bacaan Anak juga ,  juga menerbitkan buku bacaan anak yang berjudul "Tunas Integritas". Buku yang bertujuan untuk menanamkan anti korupsi pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) ini tidak diperjualbelikan dan bisa  didapatkan sekolah-sekolah dengan mengirimkan surat permintaan ke alamat KPK. 

2. Novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari

Pada novel ini, diceritakan seorang insinyur, bernama Kabul, yang sedang menangani proyek pembuatan jembatan. Kabul seringkali uring-uringan karena terlalu banyak campur tangan dari pemerintah dan politikus. 

Proyek yang dibiayai dengan dana pinjaman dari luar negeri itu, dari awal pekerjaan sudah menyalahi rekomendasi para perancang termasuk hal-hal lain. Misalnya bendahara proyek wajib mengeluarkan dana untuk kegiatan partai politik penguasa. Termasuk oknum sipil maupun militer, oknum anggota DPR yang meminta uang saku jika mau plesiran.

Demikian juga kenakalan yang dilakukan penduduk sekitar, dengan menyuap para kuli untuk mendapatkan berbagai material (semen, paku atau kawat rancang, potongan-potongan besi). Demikian juga, para mandor yang sering memanipulasi jumlah material yang masuk.

Bahkan bosnya sendiri menganggap Kabul, sebagai sosok Don Kisot, yakni orang yang terbuai mimpi menjadi pahlawan besar. Namun pada kenyataanya dia di mana-mana hanya melakukan perbuatan konyol yang menggelikan. Tetapi Kabul tidak peduli dengan berbagai anggapan padanya.

Permasalahan-permasalahan dari soal pasir yang rendah kualitasnya sampai dipergunakan besi-besi bekas bongkaran jembatan lain membuat Kabul akhirnya mengundurkan diri dari pekerjaannya. 

Kekhawatiran Kabul terbukti, setahun setelah jembatan tersebut diresmikan, sudah tampak kerusakan pada bagian lantai jembatan tersebut.Entah ada berapa ribu proyek yang senasib dengan jembatan tersebut. Ketika mental “orang-orang proyek” terus merajalela, tak terbayangkan akan terbangun sebuah tatanan hidup yang punya masa depan.


3. Komik subversi yang berjudul Kenalkan, namaku : Orang Miskin

Meskipun komik ini tidak membahas langsung tentang korupsi, tetapi cerita kemiskinan yang ada begitu menggelitik. Seperti diungkapkan dalam komik tersebut, bahwa orang miskin lebih memilih tinggal di bawah jembatan ketimbang menempati kapling BTN. Memilih mengais sampah ketimbang merampok bank atau BUMN.  Memilih menjadi sasaran untuk ditarik utang, proyek politik maupun sasaran riset.

Ada juga komik plesetan yang diberi judul Keluarga Kere Cendana Ria, sebagai keluarga miskin yang bisa menikmati kemiskinannya. Ataupun kisah Si Penyo yang tergoda  melakukan perampokan untuk yang pertama kalinya. Dan naas, dia tertembak petugas keamaanan dan akhirnya meninggal. Demi bertahan dalam kerasnya kehidupan dia harus membayar mahal. Demi keinginan menikmati hidupnya.

Cerita-cerita yang lain, seperti Bakul Jamu, Kisah Street Barber, Kakak Ikan, dan lainnya menawarkan daya tarik tersendiri. Bagaimana agar kita peduli dengan kemiskinan mereka dan tidak mencemoohnya. Karena sesungguhnya kemiskinan yang mereka hadapi bukan semata-mata pilihan nasibnya tetapi karena sistem yang ada di negara ini.

Selamat membaca buku-buku tersebut serta update berbagai cerita/buku lain.
Misalnya buku berikut yang bisa Anda dapatkan di 


Share:

0 comments:

Post a Comment

Buku Melawan Korupsi

Buku Melawan Korupsi

Youtube